Becek dan lembab jalanan menuju rumahmu
kaca jendelanya buram jadi cermin basah
masih kuingat irama nafasmu saat
mendongeng cerita stensilan
- kau mendesah di akhir cerita
aku kecewa : nyatanya benih cuma
ditebar di tanah tandus
aku ketuk pintu rumahmu – kau tentu ada di situ
tapi mengapa cuma kau intip?
... kaca jendela itu buram!
Jember, Januari 2003
Sulung Lukman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar